![]() |
Dan membereskannya kurang dari 48 jam :)) |
Sperti biasa Dee selalu memukau , membaca madre kita diajak menjadi dewasa dalam tutur kata yang sederhana dan tidak menggurui (bagian ini adalah yang paling penting yang harus dipunyai seorang penulis, menurut saya) dan karena saya merasa saya tidak bisa sesederhana Dee dalam menggambarkan sebuah 'rasa' maka, kesan kesan saya terhadap madre akan saya tulis dalam bentuk 5 point:
- menurut menunggu layang-layang: Hati layaknya sebuah puzzle hanya bisa di penuhi oleh potongan puzzle yang pas. seberapa pun usaha mu untuk menambal kekosongan dari potongan yang hilang, yang kosong itu tetaplah akan kosong dan hanya akan terlengkapi oleh satu potong yang hilang itu.
- membaca sosok pak hadi dalam madre: mengingatkan saya pada joni blak-blakan tapi yang ini lebih tengil
- saya paling suka ketika dee mendeskipsikan suatu 'dissapoitment expectation' dalam Guruji seperti ini: kamu tau nggak gimana rasanya ketika kamu mati matian mencari sesuatu, namun saat kamu sudah berada di hadapannya, kamu pun masih tidak bisa menemukan sesuatu yang kamu cari itu?
- sesuatu tentang kegamangan yang menyadarkan dalam have you ever ? yang dituangkan dalam perdebatan sederhana antara Howie dan Darma -btw- saya lupa detailnya tapi kira-kira gini: " how do I know the answer if you yourself also do not know what the question?"
- masih dalam have you ever?, saya suka banget ketika kegelisihan seorang Howie terhadap perubahan yang mungkin akan berdampak buruk bagi hidupnya sekarang, atau ketakutan semu terhadap sesuatu seperti 'takut keliatan begok', dipatahkan oleh Darma dengan telak melalui statementnya: "just laugh!"
akhirkata, -ngutip kalimat pertama dalam paragraf yang mirip kata pengantar-
“…Hidup adalah proses bertanya. Jawaban hanyalah persinggahan dinamis yang bisa berubah seiring dengan berkembangnya pemahaman kita.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar