23 Jul 2013

Snippets From The Dead Poet Society (1989).

"I went into the woods because I wanted to live deliberately. I wanted to live deep and suck out all the marrow of life... to put to rout all that was not life; and not, when I came to die, discover that I had not lived."



Carpe Diem, Seize The Day!
Make Your Life Extraordinary!



21 Jul 2013

Kisah Sibodoh dan Sidia

Jadi ceritanya dalam tulisan kali ini. saya akan bercerita tentang kisah Sibodoh yang amat bodoh yang  'berteman' dengan Sidia yang sudah akan terbang jauh. entah kemana. untuk kedua kalinya. fuck!

Kalian tentu tau, bahwa nggak ada manusia yang ahli dalam segala bidang, kalaupun ada, orang ini pasti cuman semacam one in a million. hampir gak mungkin. kalau hidup manusia dibagi kedalam 3 aspek: cinta, karir, dan pertemanan. maka kelemahan sibodoh ini ada di point yang pertama ya itu cinta.

Sibodoh kenal Sidia ini lebih dari setahun yang lalu. awalnya nggak begitu kenal dekat, lalu mulai dekat karena sering ketemu, lalu sering mengabiskan waktu bersama, lalu sering bercerita tentang apapun, sampai akhirnya dekat dan cukup dekat, seperti teman lama yang diperjumpakan kembali. aneh. 

Pada suatu hari dibulan musim peralihan II, sibodoh yang asik dengan sketchbooknya tanpa sadar telah berhasil menyelesaikan sebuah sketsa seseorang, aneh, pikir Sibodoh. Karena biasanya Sibodoh tidak pernah sanggup menyelesaikan apapun yang berkaitan dengan menggambar seseorang yang nyata. Sibodoh memang suka menggambar orang, tapi seringnya orang-orang itu fiksi. tak pernah nyata. Sibodoh berkonsultasi dengan Siteman, teman baik semasa kuliah dan sampai hari ini, dan berdasarkan hasil analisa dan diskusi semalam suntuk dengan Siteman, Sibodoh akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa : dirinya sudah jatuh cinta.

Sejak saat itu, Sibodoh tidak pernah lagi menganggap semua yang ada itu biasa saja, sibodoh mulai bertanya-tanya, apakah Sidia memiliki perasaan yang sama, apakah Sidia pernah memikirkan tentang Sibodoh juga, Seketika itu juga Sibodoh yang dulu selalu ceria, menjadi lebih sering bengong didepan pc. sambil curi-curi pandang pada Sidia yang duduk tepat di seberang belakang mejanya. Sibodoh merasa jadi orang yang sangat tidak keren lagi karena hal-hal tersebut, Sibodoh bingung, apakah Sibodoh harus mengaku saja, dan menghancurkan kenyamanan yang ada saat ini, atau Sibodoh harus menahan sakit ini, dan menikmati sisa waktu yang ada bersama Sidia karena, dalam kurun waktu 1 bulan lagi Sidia akan pergi ke tempat yang jauh. 

Akhirnya dipilihlah pilihan kedua, dengan asumsi Sidia toh akan pergi jauh, biar saja yang ada kenangan yang indah, tidak usah dihancurkan dengan masalah perasaan yang, fuck, mungkin akan memudar nanti kalau dia sudah pergi jauh. akhirnya disisa waktu yang 1 bulan itu, rutinitas sama yang rasanya tidak lagi sama itu dijalani kembali, dinner-dinner, pembicaraan mendalam soal apapun, cerita-cerita Sidia tentang fans-fans nya, jalan-jalan meaningless yang menyenangkan sekalingus menyakitkan sperti luka yang dibanjur air garam. menyebalkan.

Sampai akhirnya waktunya tiba, Sidia harus pergi, si bodoh sedih sekaligus senang, karena tidak bisa bertemu sidia lagi dan  bahagia karena tidak harus lagi merasakan perasaan mual ala luka-dibanjur-air-garam dan bisa 100% move on. everything went well, everybody's happy, none's gonna hurt, happy ending!

"Great job bodoh!" kata Sibodoh dalam hati. Akhirnya semua berjalan sesuai skenario. "tak mengapa bodoh, kau akan segera sembuh" katanya dalam hati. ya aku akan segera sembuh tenang saja, akan ada waktu yang menyembuhkan. lalu Sibodoh, dengan luka yang masih basah, kembali menata hidup. 

 5 Bulan kemudian. di dalam sebuah percakapan via Yahoo Messenger,

Sidia      : "Ia gua akan balik lagi, kita bisa hang out lagi"
Sibodoh : " yakin lo mau balik lagi?"
Sidia      : "iaahh.. wohooo!!"
Sibodoh : "..."

Fuck! kata Sibodoh dalam pikirannya kenapa dia balik lagi? kenapa harus sekarang? kenapa setelah luka gua hampir mengering?. Sibodoh tidak menyangkal kalau sebagian dari dirinya merasa senang karena akan bertemu lagi dengan Sidia, tapi sebagian lagi merasa kalau dia hanya akan menoreh luka yang sama di tempat yang sama. fuck!

Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu datang juga, Sidia datang.  Sibodoh, kembali dengan kebodohannya, yaitu merasa senang, padahal dia tahu kalau ini cuman semacam memori yang terulang kembali, sakit yang sama dua kali. 

Dan, seperti apa yang sudah sibodoh prediksi dengan akal warasnya, rutinitas sama seperti setahun yang lalu terjadi kembali, dinner-dinner, pembicaraan mendalam soal apapun, cerita-cerita Sidia tentang fans-fans nya, jalan-jalan meaningless yang menyenangkan sekalingus menyakitkan dan efek luka yang sama yang dibanjur air garam lagi dan lagi. kali ini tambah parah karena ditambah dengan cerita-cerita Sidia yang sekarang punya pacar baru yang katanya baru kenal 3 bulan via online! triple fuck!!

Sibodoh yang memang bodoh karena kembali makan hati, untung belum sampai ingin mati." kenapa gua Sebodoh ini, kenapa?", "kenapa tuhann??", Sibodoh kembali meratap, sambil, tetap melakukan rutinitas membanjur-luka-dengan-air-garam, lukanya kembali membasah, dan masih berdarah. kini dia menjalani hidup setengah galau, karena dalam kurun waktu 1 minggu lagi, Sidia akan kembali pergi ketempat jauh yang amat jauh. kali ini mungkin akan lama dia tidak kembali. semoga saja. 

Sibodoh berfikir keras, harus bagaimana endingnya cerita ini, dia tidak ingin terus menjadi sibodoh, oleh sebab itu sibodoh bertanya pada kalian. kalau kalian yang jadi Sibodoh, ending apa yang akan kalian pilih?

  1. Tetap menjadi Sibodoh yang super bodoh dengan memilih ending yang sama seperti cerita sebelum Sidia datang kembali.
  2. Naik level menjadi si Sibodoh yang belajar pintar dengan mengaku pada Sidia dan menghancurkan semuanya untuk selamanya. atau...
  3. __________________________ <silahkan isi sendiri>.