5 Jan 2014

Catatan sehabis Jogging

Hari ini saya jogging *waw*. gak jauh sih, cuman setengah keliling komplek langerkamp aja, mungkin jaraknya cuman sekitar 0.3 mil *cupu*. tapi itu saya anggap sebagai pencapaian yang cukup 'wow' buat saya diawal tahun 2014 ini. mengingat saya sangat anti dengan olah raga yang menguras keringat :P

Berawal dari baca artikel soal Blearch di the oatmeal yang cukup membuat penasaran, dalam artikel tersebut, penulis (Mathew Inman) menceritakan tentang alasan kenapa dia memilih untuk jadi long runner. Mathew Inman adalah orang kreativ pemilik website terkenal the oatmeal (siapa yang ga tau the oatmeal?) .orang kreativ semacam Mathew Inman, memang sangat sensitiv dan mudah terdistraksi, entah oleh ide-ide baru, atau masalah lainnya. dalam komiknya diceritakan bahwa, ia lari untuk mencari kekosongan. dia bilang semua keributan yang ada disekelilingnya tidak sebanding dengan kebisingan yang ada dikepalanya. he run, to seek the void.



Blerch sendiri digambarkan sebagai sebuah mahluk yang selalu menempel pada setiap orang yang kerjaannya memprovokasi kita untuk menunda-nunda semua hal. dalam komiknya Mathew Inman menggambarkan Blearch itu seperti gumpalan lemak perut yang hobi banget makan.

Blerch says : Just do it later
Waktu saya baca soal artikel tersebut, saya sedang dalam kondisi yang sangat nyaman bersama si Blearch yang ada di pundak kiri saya. 2 hari ini saya sukses mendekam dalam 'bunker' saya, browsing artikel ryan gosling yang super gak penting di buzzfeed dan nonton serial the big bang theory. Sebenernya saya agak khawatir karena ada kerjaan deadline yang harus diberesin, tapi ya itu, karena saya nurut banget sama si Blerch yang nangkring di pundak kiri saya jadinya saya buang 2 hari ini tanpa satu progress apapun *haha.

Setelah terinspirasi oleh tulisan tentang si Blerch ini, saya putuskan hari ini untuk coba jogging mumpung ga terlalu dingin (7 derajat), mumpung masi pagi (jam 12 siang), mumpung bisa menghirup udara bersih (di Braunschweig). Selama lari si Blearch bener-bener cerewet, berkali-kalinya saya mikir ga bisa lanjutin lari karena kaki sakit. Akhirnya setelah 0.3 mil dan nafas saya mulai nggak teratur si Blearch menang, saya berhenti lari dan lanjut jalan cepat aja untuk bikin suhu tubuh tetap hangat, karena kalo nggak bisa masuk angin. akhirnya kombinasi jalan dan lari hari ini saya berhasil 'berpindah' sebanyak 1.22 mil. yah.. lumayan lah buat permulaan.:P

Setelah lari (dan jalan) si Blearch masi tetep cerewet, tapi saya merasa pikiran agak sedikit jernih. Baca artikel yang agak berat (soal politik gitu, *meh) kerasa lebih mudah. mungkin next time harus dirutinkan, bukan untuk ngurangin berat badan, cuman supaya si Blerch diem dan pikiran lebih jernih aja. ayo semangat meiritaa! :P





3 Jan 2014

catatan akhir 2013 dan awal tahun 2014

Hi there!

Udah tahun baru lagi aja, senangnya! 
Tahun 2013, setelah di ingat-ingat kembali, ternyata seru juga. awal-awal tahun kehidupan masih serba sama, tapi ditengah-tengah ternyata cukup banyak kejutan juga, banyak hal baik yang patut di sukuri diantaranya: ipk naek, thesis mulai jalan, pertama kali merantau (6 bulan aja sik), teman-teman baru dan lama yang ketemu disini, belajar bahasa, dan lain-lain. cukup menyenangkan lah. hal-hal sedihnya banyak juga: mama yang masi sakit (semoga cepat sembuh ibu tuti!), masi jomblo *haha, dan sedikit stress akibat ketidaklancaran disana dan disini. tapi apapun yang terjadi saya tetap milih untuk jadi manusia happy, yang selalu berusaha untuk tetap bersyukur atas apa-apa saja yang terjadi selama ini.

Bicara soal teman baru, 4 bulan disini cukup banget jadi ajang belajar dan mengenal karakter orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda. bener banget memang pepatah yang mengatakan bahwa: karakter seseorang bisa dilihat dari prilaku mereka ketika travelling. teman-teman yang besar di eropa cenderung sangat irit, bukan pelit yak, tapi irit. time is your only asset memang benar-benar dipegang. buat orang yang unorganized dan santai seperti saya, rasanya orang-orang ini kok pelit banget, rugi banget rasanya ngeluarin 1/2 euro buat kopi aja. Tapii, ternyata hidup disini memang nggak gampang, beberapa teman harus bekerja paru waktu untuk membiayai kuliah mereka, melunasi 'student-loan' mereka, belajar siang malam karena susah banget u/ memahami bahan kuliahnya dll. beberapa dari mereka memang bukan penganut 'live the moment while you can, and money can be earn later', gak heran kalau banyak dari mereka yang depresi dan jadinya sinis sama orang. 

Beberapa teman yang memang kesini cuman 6 bulan dan dapet funding tiap bulan dari beasiswa, cenderung gak ragu-ragu untuk menghabiskan uang lebih banyak untuk merasakan hal-hal baru, kayak mabuk, atau travelling ke berbagai negara dengan kereta api yang ternyata juga, tidak murah! yeah, nggak ada yang murah di eropa! Dulu saya sering berfikir ingin ke eropa karena di eropa kita bisa mengunjungi beberapa negara sekaligus. tapi  ternyata nggak juga, karena apa karena kita terbatas sama keuangan dan waktu.

Sekarang sekarang saya mengerti kenapa kebanyakan orang eropa cenderung well organized, dan sangat perhitungan, disini orang nggak pernah bisa benar-benar santai, saya, yang biasanya go with the flow pun mau nggak mau harus bisa sedikit lebih ngatur waktu, karena apa? karena transportasi umum nggak murah dan nggak selalu ada tiap waktu, dan toko nggak buka hari minggu, karena jasa dihargai perjam, dan semua orang sibuk. 

Perbedaan antara saya dan teman-teman dari eropa yg paling jelas adalah, ketika saya liat bus yang mau saya naiki sudah dekat halte saya biasanya membiarkan bus tsb lewat dan nunggu untuk bus yang berikutnya, meskipun cuman 10 menit, sedangkan mereka, mereka akan lari, ngejar busnya. mereka juga rata-rata males ngeluarin uang buat makan diluar, beberapa milih bekal sandwich atau cari hostel yang bisa dipakai masak. Bagusnya travelling sama mereka adalah biasaya saya nggak ngabisin uang terlalu banyak, dan banyak tempat yang didatengin. tapi ya itu setelahnya kaki terasa mau copot, dan badan sakit-sakit selama seminggu karena kemana-mana jalan kaki dan ga mau naik angkot, maklum harga angkutan umum juga nggak murah. haha

Dari gaya hidup biasaya teman-teman disini cenderung praktis-praktis, sarapan cuman roti yg bisa dibikin semenit aja, rata-rata mandi nya malem. dari pembicaraan dengan beberapa teman kosan saya jadi tau kalau perempuan eropa itu cenderung perempuan mandiri yang tau banget apa yang mereka mau, kebanyakan nggak pada bisa masak karena mereka emang nggak berniat untuk jadi ibu rumah tangga yang tinggal dirumah, beberapa teman kosan juga menganggap pernikahan itu sesuatu yg tidak penting. melihat keadaan yang ada seperti itu nggak heran kalau laki-aki disini kebanyakan pada bisa masak sendiri, pasif, kaku dan nggak terlalu memanjakan pacar mereka. menurut cerita seorang teman dari perancis, mereka butuh jadi setengah mabuk dulu untuk bisa bener-bener nikmatin party dan hal ini pun dibenarkan oleh seorang teman di belanda *kasihan yah haha.

Dari mereka saya belajar banyak banget soal menghargai waktu, kalau liat mereka kayaknya saya ini begitu tua dan lambat *haha. tapi saya cukup merasa bersyukur lahir dan besar di indonesia yg kacau tapi orang-orangnya sangat tau cara menikmati hidup, jadi meskipun tanpa alkohol kita bisa tetep senang-senang. 

    


1. with the ayidins at Essen
2. with esma, on our way to cologne and duesseldorf
3. with esra, putri ahmi, and huda at Delft
4. labmathers meet up with pradipski and putri-ahmy and erwin at volendam
5. with ruddy and erwin at berlin
6.Enjoying street musician at prague wif helene and harsh