17 Mar 2009

C - A - P - E - K - ! ! ! ! !

Ya ampun deh!!!,
Gw capeekk ya Alloh...
Mata gw udah nggak sanggup lagi ngeliat komputer..
bahkan kegantengan chiaki senpai pun gak mampu membuat mata gw sedikit berkaca-kaca..
badan gw udah serasa mati rasa (mati rasa kok serasa..?!?!)
jadi izinkanlah kali ini gw berkeluh kesah...

I
Am
Soooo
Tired....


C A P E K . . . ! ! !

Ya Alloh.. gw percaya, semua keringat dan jerih payah.. dan untuk setiap helai rambut yang rontok gak betah tinggal di kepala gw karena teralu panas. gw percaya semuanya gak ada yang sia-sia..(edannnn...)

S E M A N G A T i T A A A !!!!!!!!!
karena semua kan berakhir indah
gw percaya!

GO.





12 Mar 2009

Layangan !

Hmm, masih ingat dengan mainan berbentuk segi empat yang terbuat dari kertas? yang mungkin, dulu , pernah sering kalian terbangkan di sore hari yang teduh?, atau sesuatu yang mungkin tidak benilai jual tinggi namun memiliki nilai 'kebanggaan' yang teramat sangat, ketika kita mendapatkannya setelah kita berlari mengitari hampir seluruh jalan di komplek sendiri. sambil memegang bambu kering dan dengan kepala yang terus menegadah keatas. menerka kemana kira-kira angin menerbangkannya setelah ia 'kalah' ? .
Yah, mainan itu adalah layangan.
Layangan pernah memiliki masa kejayaan dalam sejarah hidup saya. waktu saya kelas tiga SD (kalau nggak salah) sehabis pulang sekolah, saya lantas ganti baju, langsung keluar rumah lagi. masuk kerumah si pita (teman kecil saya :D). dan bermain layangan lah kita bersama anak-anak di sekitar rumah jabung yang kini sudah besar-besar dan mungkin sudah tidak lagi saling mengenal. mungkin.

hari minggu itu, tanggal 2 maret 2009. sore. setelah selama kurang lebih 13 tahun saya tidak lagi bermain dengan layangan. seorang davin datang dengan membawa layangan. memaksa kami semua yang memang sedang tidak ada kerjaan sore itu . untuk membantu dia menerbangkan layangannya. entah karena pesona dia atau karena memang demi untuk menyenagkan hati sang davin. pokonya sore itu hampir semua personel rumah jabung mendadak kembali memainkan mainan itu.


ini dia 'sang' davin yang berhasil bikin kita semua main layangan lagi.



Pernah liat ibu-ibu maen layangan?


sambil diliatin anak-anak yang keheranan. mereka berceletuk "ih udah gede kok maenanya layangan" . dan saya yang sudah keburu menikmati aktivitas langka ini membalas "emangnya kenapa ? biarin..weeekk!! ". hal itu cukup ampuh untuk menahan komentar mereka tapi hanya untuk sementara. beberapa saat kemudian mereka mulai berkomentar lagi, kali ini lagaknya udah kayak pemain layangan profesional aja.
" Ah ini mah gede-gede teh bodo... Ulur layangannya .. Ulurrr..." anak lainya nggak kalah ingin ikut berkomentar
" Oi tarik-tarik... anginya ke kiri.. Oi.." ,
" itu udah turun buru tarik kearah kanan.. Oii ada musuh ada musuhh.."
dan masih banyak komentar-komentar lainnya.




detik-detik si layangan nyangkut di pohon mangga



Performa tunggal. hehehe :P

Ahh.. anak-anak jaman sekarang kurang ajar memang berani-beraniya mereka berkomentar atas permainan layangan orang dewasa. terlepas kita masih jago maen ataw nggak :P. sang davin sendiri bagaimana? dia tidak ikut permainan kami sore itu . karena sibuk berputar-putar sendiri disekitar kita. tetapi secara keseluruhan sore itu cukup luar biasa menyenagkan. setidaknya kita semua tertawa lepas. meskipun nasib layangan kita akhirnya nyangkut di pohon mangga yang entah punya siapa.

khehehehe.

maaf y gak ada foto layangannya.. soalnya keburu nyangkut tea..

1 Mar 2009

Alhamdulillah..

Alhamdulillah..

Adalah kata yang paling tepat menggambarkan perasaan saya saat ini, ketika kita kembali dipertemukan dengan seorang sahabat lama. Seseorang dari masa lalu yang pernah mewarnai hidup kita. Seseorang yang pernah kembali terlintas di kepala kita ketika kita sedang melamun. Mungkin. Sesorang pernah menjadi tempat kita berbagi.

Sudah hampir 5 tahun. Sejak saya memilih untuk berkuliah di sini saja. Dan dia memilih untuk pindah ke Jakarta. Ketika itu, saat kita benar-benar melepas balutan seragam putih abu-abu. Melangkah ke jenjang pendidikan yang selanjutnya, untuk 1 lagi langkah kita mendekati kedewasaan. Silaturahmi itu tak lagi terjalin. Loose contact. Tak ada yang menyadarinya, tidak dia , tidak saya, tidak juga mereka. Semua dengan dunia kita masing-masing.

Waktu tidak akan pernah mengencerkan kekentalan chemistry dari dua orang yang menganggap dirinya sahabat. Ketika momen itu datang semua rasa seperti tumpah. Pembicaraan itu mengalir layaknya bendungan yang akhirnya jebol. Hangat dan menyenangkan.

Satu hal yang membuat saya bersyukur adalah saya hidup pada zaman ini, ketika dunia sudah semakin datar kata Thomas L. Friedman. saat jarak tidak lagi menjadi hambatan. Alhamdulilah silaturahmi itu masih tetap terjaga.

Kini, dia sudah menikah, menantikan kelahiran anak pertamanya, rambutnya tidak lagi terurai. ada jilbab yang menutupi nya. saya sendiri masih dengan cita-cita dan mimpi-mimpi saya. Rambut saya masih berantakan :P . single and happy. Dia sudah lebih dewasa sekarang. Saya pun demikian. Pola pikir dan topic pembicaraan yang tidak sama namun masih tetap hangat. Semagat yang dulu pernah mengebu-gebu kini teredam dalam tuturkata bijak yang menandakan kita semua sudah beberpa langkah menuju kedewasaan .

Alhamdulillah..