29 Jun 2012

The 'Unconditionally' Feedback

Jadi ceritanya kemaren ada semacam ladies day out dadakan sama teman-teman jaman S1 yang mendadak tahun ini mereka semua pada rencana ngelanjutin kuliah lagi di kampus gajah.
 *oohh senangnyaa* 

terus kemaren pada ketemuan gitu kaan, pas gw datang, langsung lah gw di protes, 
karena apa sodara-sodara? 
karena gw pakek kemeja coklat dan kerudung ungu!!
  dan lalu?
yah menurut mereka itu sama sekali tidak matching.
dan lalu gw mulai mencoba menganalisa setelan kerudung ini,
secara warna: fine.
emang sih, antara celana, kemeja, sama kerudung, itu nggak ada yang warnanya sama
tapi, 
warnanya gak nabrak, dan gw sudah mempertimbangkan berdasarkan logika matching-gak-matching gw bahwa, celana jeans hitam belel, kemeja corduroy coklat muda, dan kerurung ungu pastel gw nggak akan saling berkontradiksi.
tapi, 
tetep aja menurut 2 teman gw itu gak matching.
karena warnanya gak gradasi, dan ungu dan coklat itu, semacam...
enggak banget.
*arrgh*

Jadi setelah kemaren diprotes itu, gw  jadi sempet mikir, jangan-jangan selama ini gw adalah miss nabrak, 
tapi kenapa teman-teman kantor gw nggak ada yang protes?
kenapa jugak teman-teman s2 gw ga ada yang protes?
kenapa mereka ga pada ngasi feed back?
kalo emang setelan gw sekarang sering sekali tidak matching?

lalu gw berfikir lagi
dan berfikir lagi..

siapa teman-teman gw sekarang..
semuanya.. laki

*oh pantesan!*

23 Jun 2012

Randomness of the Month : The Make Over Time


Bearawal  sorang teman --kita sebut saja Icak (nama asli disamarkan)— yang merasa rambutnya aneh setelah melihat lebih detail gambar yang ada diposting sebelumnya. Lalu, saya dan teman saya yang satunya kita sebut saja ninja (lagi-lagi nama asli disamarkan) memprovokasi si icak untuk melakukan make over di tukang salon langganan saya dan teman-teman.

Entah merasa tertantang, atau memang sudah bosan dengan kehidupan S2 yang itu-itu saja *halah* . Akhirnya di kamis siang yang cerah berawan itu si icak memutuskan untuk potong rambut bersama Ninja dan mereka berdua menculik saya tepat jam 1.30, 2  jam sebelum si bos mendarat di kantor. Berangkatlah kita bertiga ke salon unda di hegar manah.

Sampe tempat unda,  girangnya bukan main (saya dan Ninja), betapa excitingnya bisa ngacak2 rambut orang sesuai yang kita mau *hahaha*, lalu kita kasi si unda gambar artis-artis ganteng yang kita googling sebelumnya. Dengan harapan si unda bisa sedikit improvisasi supaya hasilnya bisa agak sesuai sama bentuk muka dan struktur rambut si icak. Si icak sendiri kayaknya udah pasrah dengan worse case scenario-nya yaitu kalo gagal tinggal dibotak.

Si unda yang kita kasi instruksi juga kayaknya girang bener, entah karena hari itu di salonnya ada yang mau potong rabut, atau memang seneng karena bisa ngacak2 rambut orang, ntahlah. Tapi menurut si icak hari itu si unda semangat banget ngerjain rambut dia.

Terlepas dari ke riuhan randomness kali ini, satu pertanyaan tiba-tiba muncul dari kepala ini tentang, seberapa besar nyali kita untuk berubah dari satu zona nyaman ke zona lain yang sama sekali baru, yang mungkin rasanya nggak senyaman kondisi sebelumnya atau mungkin lebih nyaman? Kita nggak akan tau hasilnya sebelum mencoba, tapi justru disitulah bagian serunya.
  
Mungkin memang selalu ada harga yang harus dibayar untuk setiap kerandoman, tapi sebenernya kita nggak pernah nggak dapat sesuatu. misalnya untuk kasus yang sangat stokasitik ini, ketika kita nggak tau apakah muka si icak akan berakhir oke atau malah jadi tambah ancur,  kalo tambah oke berati lain kali bisa potong di unda lagi, dan kalo jelek, ya lain kali jangan potong pake mode rambut yang sama. 

Yang paling mengaggu dari poses ‘converting-zone’ ini mungkin adalah alur perubahan itu sendiri. Tapi saya rasa hal itu sifatnya hanya sementara aja. Ntar juga seiring dengan berjalannya waktu, kita akan terbiasa.

Dan hasilnya sodara sodara *TaaaDaaa*

 
si icak before and after

Si icak jadi gantengan yak.. salut buat si unda. Gw yakin ini 90% berkat kerja keras dia *bahaha*.
Anyway, Congratulation for your new hair mr. icak!! Wax up!! =))

terimakasi kepada tim sukses randomnes kali ini


10 Jun 2012

Kenapa orang butuh pacar

Padahal dulu enggak. padahal dulu masi bisa bahagia sama teman spermainan aja. padahal dulu seneng aja kalo cuman dikasi duit 2 rebu terus bisa beli stiker hologram sailormoon setelah 5 hari ga jajan. dan padahal dulu cukup senang hanya dengan mencium aroma sepatu baru (oke untuk yang ini, mungkin juga karena mengandung aibon -_-)



jadi kenapa orang butuh pacar?
menurut pengalaman pribadi gw yang tidak pernah pacaran (bahh!) kebutuhan akan pacar ternyata meningkat seiring dengan bertambahnya umur. terutama buat perempuan.  true story! karena gini:

1. we're sick of answering the 'kapan' questions.
Dari semenjak testpack menunjukkan tanda positiv ditangan emak kita, dan pada hari dimana dia memberi tau kalau dia hamil ke orang ke 2,3... sampai orang ke-n. the first question of 'kapan' udah mulai ditanyakan oleh orang ke 2, 3,.. sampai orang ke-n. 'kapan lahir?', lalu setelah lahir orang mulai tanya lagi 'kapan masuk sekolah?' lalu setelah itu 'kapan punya pacar?' *nah* tapi belum selesai selanjutnya mungkin adalah kapan nikah, kapan punya anak, kapan punya cucu, dan mungkin yang terakhir adalah kapan mati. punya pacar adalah salah satu jawaban dari the goddamn-kapan-question yang hobi banget ditanyain orang-orang yang indonesia. yang mungkin juga benci ditanyain the goddamn-kapan-question . Awalnya mungkin ga akan terganggu ditanyain kapan punya pacar. tapi kalo ditanyain terus, alam bawah sadar bisa terporvokasi juga untuk jadi pengen punya pacar. sehingga itulah kenapa orang butuh pacar.

2. People change, friends change, and sometimes they grow separately.
dulu waktu hidup adalah masi dipenuhi dengan kegiatan ngejar layangan, atau main bola, atau ngerjain PR atau bikin makalah, atau bikin contekan buat ujian sejarah. kita nggak pernah merasa kesepian. selalu ada teman.  selalu ada partner-in-crime. namun sejak kita diracun kata 'dewasa' atau 'grow a day older' or what so ever. things are start to change.  yang dulu sahabat berlima, mungkin sekarang mulai menghilang satu persatu, tenggelam dalam kesibukan orang dewasa seperti sibuk ngurus anak, sibuk ngejar karir,sibuk ngejar mimpi dan sibuk-sibuk lainnya, sejak diracun kata 'dewasa' main layangan terasa tidak lagi menyenangkan, apalagi bikin contekan buat ujian sejarah. karena apa? karena temennya udah ga ada!. artinya. semakin dewasa dunia semakin sepi, yang dulu sahabat kini bertumbuh berpisah. tapi  kita tetep ingin punya teman permanen, karena itulah kenapa orang butuh pacar

3. Hormone talks!
Katanya sih, salah satu tandanya orang dewasa itu adalah ketika dia mulai merasa jatuh cinta. mulai merasa tertarik sama lawan jenis,lalu rasa bahagia datang secara berlebihan, merasa gugup karena dia ada di depan kita,  dan efek-efek jatuh cinta lainnya yang kita smua pasti pernah ngerasain. dan dibalik semua perasaaan tak terjelaskan dan tak masuk logika itu sebenarnya ada peran hormon yang cukup penting. dan ternyata (lagi) si hormon ini lah yang berperan besar memprovokasi kita untuk selalu kepo tentang orang yang kita suka, membuka semua foto di facebooknya, dan mulai bete ketika ada orang lain yang lagi dekat-dekat dia, atau mulai bersikap yang aneh-aneh. percayalah itu semua adalah perbuatan hormon! saudara-saudara. oleh sebab itu di agama yang saya yakini, perempuan itu nggak boleh sering berinteraksi dengan laki-laki kalau bukan muhrimnya, karena hormon-hormon itu kadang-kadang nggak nggak bisa di kontrol. selain itu ada anjuran cepat menikah bagi yang sudah dewasa, mampu secara lahir batin dan finansial (<-- point terakhir itu rekaan saya, red.) dan buat yang belum siap dianjurkan untuk berpuasa. nah kalau belum siap tapi hormon udah ga bisa di kontrol itulah jadi nya kenapa orang butuh pacaran.

nah itulah kira-kira 3 alasan utama kenapa orang butuh pacar versi saya. terlepas dari penting atau nggaknya itu pacaran, sebenernya motif utama untuk cari pacar itu karena kita semua adalah mahluk sosialis yang benci kesepian dan kita semua butuh teman. true or not?

*gambar dari sini 

3 Jun 2012

Last Friday Night

Malem jumat kemaren, waktu gw baru aja patah hati, dan dipatahkan lagi oleh nilai akustik yang amit-amit-deh-kok-bisa-gw-dapet-segitu. kalau gw kacau biasanya yang terjadi adalah: randomness. 




This is karoke perdana Oceanographer v.s Ocean Engineers *what the heaven?!*. I never hang out with them more than makan siang atau ngerjain tugas bareng di ruang S2.  Berawal  dari hari kamisnya yang seseorang berhasil matahin hati gw sampe patah *lebay*  terus dilanjut dengan datangnya sms di jumat siang yang bilang kalau nilai akustik udah keluar dan gw dapet nilai ** yang sukses banget bikin hari gw tambah kacau, dan lupa kalo hari itu gw udah punya janji nonton sama orang lain.

intinya last friday: i was totally screwed 

Akhirnya datanglah tawaran nina untuk menghibur hati gw yang sedang lara (halah), lalu mendadak mengajak teman-teman baru gw di KL dan mendadak mereka smua bisa. hari yang aneh sih, tapi gw berusaha untuk menikmati. dengan asumsi. minggu pertama di umur gw yang ke 26 udah kacau banget. and i don't wanna screw the rest of the week for being such a drama queen.
dan maka terjadilah karaoke night itu dari lagu-lagu generasi MTV macem the Cure atau Coldplay, berujung dengan lagu-lagu dangdut masa kini, dan lagu kanak2 jaman dulu.   dan tapi seperti biasa.yang namanya di ruangan karaoke semuanya harus all out. Yang curhat, curhat..yang marah, marah.. yang lagi senang, senang minta ampun. very weird and fun at the same time.  

Besoknya?

Masi tetep patah hati sih.. tapi ya udah lah ya.. kadang-kadang nggak semua hal bisa terwujud sesuai harapan kita. yang penting udah berusaha. semoga smester depan masi dikasi kesempatan kuliah gratis lagi. Amin amin amin