16 Nov 2015

Can We be Friends?

Beberapa bulan terkahir ini, selain disibukan dengan pekerjaan kantor yang masi seputar itu-itu saja. Saya juga disibukkan dengan kegiatan lain yaitu: bermain. Ya bermain. Setelah sekitar 3 bulan kerja di kantor dan merasa cukup jenuh sama rutinitas kantor yang sangat menuras tenaga dan pikiran *caelah*. Saya merasa butuh bertemu dengan orang-orang diluar lingkungan kantor saya. Dan akhirnyalah saya kembali aktiv bermain couchsurfing.

Dengan mengikuti beberapa kegiatan gathering dan trip-trip cantik sekitar kota. Saya mulai berkenalan dan berinteraksi dengan berbagai macam manusia dengan berbagai latar belakang. Sebagai introvert yang tidak mau terdefinisi *caelah (lagi)* saya memberanikan diri untuk berkenalan dengan membaur dengan komunitas tersebut. Pertemuan yang pertama terjadi di waroeng bandung, benar-benar menguras tenaga. Saya lelah luar biasa. Padahal hanya ngumpul ngobrol-ngorbrol ngalor ngidul.

Namun setelah itu ada beberapa meeting lanjutan seperti hiking-hiking dan camping-camping manja. serta acara trekking-trekking yang juga manja *haha*. Dari situ kemudian saya mulai mengenal orang-orang yang kemudian berubah dari sekedar kenalan menjadi teman.

Saya selalu bilang kalau saya bukan orang yang mudah berteman. Dan saya bukan orang yang suka memaksakan seseorang untuk bisa berteman dengan saya. Menurut saya itu semacam pemborosan energy. HAHA. Tapi tidak otomatis saya bersikap dingin juga kepada orang-orang yang tidak saya anggap teman. Saya tetap mencoba untuk ramah dengan semuanya karena itu semacam bentuk pembawaan diri ketika berinteraksi social dengan orang lain. Mungkin lebih kecara saya menghormati orang lain? Ya kan kita nggak tau siapa-siapa aja yang potensial jadi teman kita di kemudian hari.

Ada salah satu kutipan ayat Al-Quran yang saya suka, tapi saya lupa ayat berapa ,males google juga tapi kira-kira begini terjemahannya:
“Orang baik, hanya untuk orang yang baik. Dan begitu pula sebaliknya.”

Sebenarnya secara umum ayat itu berlaku pada konteks jodoh. Namun saya punya interpretasi saya sendiri *brace my own self from rotten tomato rain from religion fanatics all over universe* *lol* *just kidding*. Menurut saya, We attract people of our kind. Bukan hanya dalam konteks jodoh namun dalam seluruh aspek kehidupan.  Termasuk dalam berteman. Jika hidup saya dibaratkan sebagai sebuah rumah dengan segala macam isinya, maka mereka mereka yang saya anggap teman adalah mereka mereka yang betah berlama-lama tinggal di dalam rumah saya.

So are you feeling comfortable being around me? If yes, then pobably we can be friends 

J

29 Okt 2015

Rahasia Payung Teduh

Ingin rasanya membuat interpretasi visual dari lirik lagu yang luar biasa indah ini
mungkin nanti, kalau sudah tidak terlalu sibuk.
Entah kapan..



Rahasia
~Payung Teduh

Tak ada sore dan udara menjadi segar
Tak ada gelap lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar hanya remang malam semua tlah hilang, terserang matahari..
Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu pada semua bisikanku
Memanggil namamu..
Atau kau ingin aku berteriak sekencang-kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suaramu

27 Okt 2015

Buat Anak Kecil yang Terjebak Ditubuh yang Semakin Menua.

Buat kamu, kalo kebetulan baca,

Hei kamu, ia kamu. 
Kenapa pulang kampung? di Bandung aja mendingan.
Maen lagi sama aku. kamu mau main apa? 
Boy-boyan? Gebrakan? atau sekedar naik bukit lagi kayak waktu itu?
Takut sesak nafas lagi? Gapapa kita bisa berhenti setiap kamu merasa lelah. 
Atau kalau kamu lapar,
Kita juga bisa berhenti sebentar lagi, sambil makan roti lapis yang aku bikin buat bekal hari ini. 
Kamu boleh cerita. Tentang apa saja.
Tentang kuliah yang belum juga selesai,
Tentang thesis yang sepertinya tak berujung,
Atau tentang teman sekosan yang hobi ngutang,
Ada minumnya juga,
Tenang saja.

Hei kamu, 
Ia kamu
Tidak sama antara menjadi tua dan mendewasa. 
Sebab dewasa adalah pilihan.
Dan tubuh menua adalah suatu yang tak bisa dihindari.
Selama kaki masi berpijak di bumi. -- seperti kata Tom Yorke -- 
Gravitasi selalu menang. Fakk!
Tapi gapapa.
Toh menjadi dewasa ada daya tariknya tersendiri,
Dengan ragam masalah dan dinamika hidup yang semakin kompleks,
Dan hal-hal yang menyita emosi dan pikiran,
Menyebalkan memang,
Tapi seperti biasa, 
kita bisa berhenti sejenak lagi,
Melihat kebelakang,
Ke jalan panjang yang sudah kita lewati,
Mentertawakan hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan, 
Menikmati jiwa yang semakin kaya,
Sambil makan sandwich yang aku buat, 
Menjadi kanak-kanak untuk beberapa saat, 
Lalu melanjutkan perjalanan lagi.
Seperti sebelumnya.

Hei Kamu,
Ia kamu.
Ayo pulang ke Bandung,
Ayo kita ngobrol lagi,
Hari minggu kedua di bulan depan,
Aku akan tunggu kamu dibukit yang waktu itu. 
Jangan ga datang ya :)








1 Mar 2015

My 2014 In 3 Paragraph

I’ve been traveled accross continent, i've been to the North Sea, I broken heart to the deepest, I lost my favorite person, for the first time in my life I speak my heart and hurt someone’s, And lost again another favorite person, So i lost my appetite to finish my master thesis, I’ve been in the valley of shit.  I have a few trusted friends whom I know I can speak truth and they accept me for who I am. I learn how to play guitar and I mastered Joni Mitchell – a case of you; which I found helping me to relive my pain from losing someone -- a little bit. I learn a few phrases of Deutsch and willing to continue learning it even though I don’t know if I still have time. I’m worrying my future, I am afraid of getting old without doing something meaning full in my life. so I get my appetite back to finish my master thesis, made my supervisor yelled at me many times because I often bothering him with my crappy ppt slides. I cried in my motorbike. I promise I will beat him in my thesis defense. And I did it. And I thank him for he yelled at me because he made me learn.

2014 has been teaching me to do whatever I want to do. Because no matter how hard you try to do your life, there will always someone who’ll criticize you for anything that you do and don’t. It teaches me that, if someone is really care about you, if they get angry of you, they would explain what makes them angry, so you can apologize to them, and they’ll still around. Not just run. Be yourself no matter how shitty you are because the best thing you can do to yourself is only being you. Unless you can be batman, then be it. Be nice to people but never try to impress them because that is overrated and overrated is boring and exhausting. Your help will only useful if they really wanted to be help, else, your time is precious, respect yourself, skip the shit.

During the shitty yet beautiful year of 2014, I’ve been worrying my life like hell. I keep questioning all the uncertainty that will happen to my life after graduation. Will my skill would be useful? Will I get a job? Will I fall in love again? Will I still be in Bandung? Will I get a PhD sometimes? will I ever see him again? And other buzzy questions which most of it of was nonsense. It did makes me depressed and sad. And like other mainstream human being, I talk to God, i asked to Him for help and. he did. I finally graduate, working 3 months with my lecturer, and get a real job after that. I just realized that maybe… what God wants from me is he just wanting me to ask, for His help, and have faith that He’ll help me, so simple yet so hard to understand. I know  i'm indeed not easy. so welcome March 2015. better late than never.