14 Agu 2011

Sedikit Kesan Tentang Madre

Ditengah malam minggu super random yang saya alami bersama seorang teman yang akan pergi jauh itu, seorang teman lainnya kemudian datang dan menghampiri, katanya sih mau perpisahan gitu, say goodbye, last word, last dinner, dan beberapa last-last lainnya yang bisa aja mengundang dramatic events. sebelum benar-benar berpisah, kami menyempatkan ke toko buku, kata si teman yang baru datang itu  : "mau beli kado buat ponakan yang ulang taun besok", jadilah kami ramai-ramai ke toko buku. Disitu agak awkward, antara pengen buruan beres dan nggak pengen buruan beres, antara mikirn parkiran yang bisa aja udah mau tutup dan mikirin: kayaknya harus foto dulu untuk terakhir kalinya. ditengah ke awkward-an yang saya coba netralisir, tiba-tiba saya liat madre, buku terbaru Dee yang rencananya akan saya beli di Togamas mengingat harganya akan 30% *mungkin* lebih murah dari pada di gunung agung, tapi setelah di pikir-pikir ongkos ke Togamas mungkin akan sama dengan 30% yang saya bayar lebih mahal disini. jadi saya beli lah si madre ini:

Dan membereskannya kurang dari 48 jam :))

Sperti biasa Dee selalu memukau , membaca madre kita diajak menjadi dewasa dalam tutur kata yang sederhana dan tidak menggurui (bagian ini adalah yang paling penting yang harus dipunyai seorang penulis, menurut saya) dan karena saya merasa saya tidak bisa sesederhana Dee dalam menggambarkan sebuah 'rasa' maka, kesan kesan saya terhadap madre akan saya tulis dalam bentuk 5 point:


  • menurut menunggu layang-layang: Hati layaknya sebuah puzzle hanya bisa di penuhi oleh potongan puzzle yang pas. seberapa pun usaha mu untuk menambal kekosongan dari potongan yang hilang, yang kosong itu tetaplah akan kosong dan hanya akan terlengkapi oleh satu potong yang hilang itu.
  • membaca sosok pak hadi dalam madre: mengingatkan saya pada joni blak-blakan tapi yang ini lebih tengil
  • saya paling suka ketika dee mendeskipsikan suatu 'dissapoitment expectation'  dalam Guruji seperti ini: kamu tau nggak gimana rasanya ketika kamu mati matian mencari sesuatu, namun saat kamu sudah berada di hadapannya, kamu pun masih tidak bisa menemukan sesuatu yang kamu cari itu? 
  • sesuatu tentang kegamangan yang menyadarkan dalam have you ever ? yang dituangkan dalam perdebatan sederhana antara Howie dan Darma -btw- saya lupa detailnya tapi kira-kira gini: " how do I know the answer if you yourself also do not know what the question?
  • masih dalam have you ever?, saya suka banget ketika kegelisihan seorang Howie terhadap perubahan yang mungkin akan berdampak buruk bagi hidupnya sekarang, atau ketakutan semu terhadap sesuatu seperti 'takut keliatan begok', dipatahkan oleh Darma dengan telak melalui statementnya: "just laugh!"


akhirkata, -ngutip kalimat pertama dalam paragraf yang mirip kata pengantar- 

“…Hidup adalah proses bertanya. Jawaban hanyalah persinggahan dinamis yang bisa berubah seiring dengan berkembangnya pemahaman kita.”

























































































































                                            

Tidak ada komentar: