Sudah kurang lebih 5
bulan saya pindah kerja ke Jakarta. Pindah ke perusahaan konsultan kelas dunia
yang memang sesuai dengan bidang yang saya tekuni dari jaman kuliah dulu. Betemu
dengan orang-orang yang punya passion sama seperti saya dan bisa
mengkomersialisasikan keilmuan yg menurut orang-orang nggak kepake di dunia
nyata, itu ternyata cukup bikin saya amazed sekaligus bangga bisa jadi bagian
dari mereka. Meskipun saat ini setatus saya cuman baru kuah-kuah ikan. ;)
Hari ini jumat malam, harusnya saya sudah on the way ke
Bandung. Tapi pada kenyataanya saya masih di kosan, ijin pulang cepat sama bos karena sudah ga kuat sama badan yang meriang dan hidung yang ga berhenti meler. Sudah sebulan lebih saya sakit. Batuk aja sih.. tapi luar biasa bikin kerja jadi kurang produktiv. Batuk-batuk
dikantor, nggak enak sama kolega dan bos. Mau ditahan, kasian badan. Akhirnya saya paksakan berobat ke dokter. Tapi ternyata
lama juga sembuhnya.
Tidak seperti biasanya sakit kali ini, biasanya saya hanya sakit paling lama itu satu
minggu. Sekarang sudah hampir sebulan lebih. Apa mungkin ini factor usia juga?,
tapi rasanya banyak juga yg udah tua tapi masi tetap fit. Mungkin saya hanya terlalu capek. Iah mungkin
itu (semoga hanya itu).
Jadi sepertinya, 5 bulan dari sejak saya pindah ke Jakarta. Saya
memang belum pernah benar-benar beristirahat. Selalu saja ada acara kapan
kemana. Atau kalau ada waktu break seharipun. Hanya wiken dan wiken itu
dilakukan diantara kegiatan pulang-pergi Jakarta-bandung yang ternyata sangat
menguras energy saya. Ditambah lagi kesibukan kantor dan sulitnya akses ke
supermarket, bikin saya lupa untuk minum multivitamin atau konsumsi lemon
seperti yang biasa saya lakukan di bandung.
Udara Jakarta juga jadi faktor yang membuat saya semakin
lemah. Udara panas dan lembab serta banyak polusi memang kurang cocok dengan
kondisi badan saya yang alergi sama udara lembab. Hidung saya bisa jadi semacam
indicator cuaca, kalau tiba-tiba meler, pasti beberapa waktu kemudian akan
terjadi hujan. 8 dari 10 tebakan, selalu benar.
“Kamu mikirin apa sih? Sampai sakit ga sembuh-sembuh gitu?”
Itu pertanyaan ayah waktu saya telepon kemarin. Pertanyaan biasa-biasa
saja yang bikin saya jadi ngelamun sampai ketiduran. Ia saya mikirin apa sih?. Apa
sebenernya saya nggak betah tinggal di Jakarta? Apa saya sebenarnya tidak
menikmati pekerjaan saya? Kenapa, kenapa?
..
Mungkin sebenarnya saya hanya terlalu capek. Semoga nggak
ada dugaan dugaan lain selain itu. Semoga dengan doing nothing di kosan bisa
mengembalikan stamina saya dan proses penyembuhan ini berjalan dengan baik juga
Saya sangat bersyukur untuk pekerjaan saya hari ini. This is
my dream job. I always want this. Tapi mungkin memang selalu ada harga yang
harus dibayar untuk setiap cita-cita. Dan inilah salah satu harga yang harus
saya bayar untuk itu semua.
Katakanlah, saya terlalu ambisius. Sinetron sekali memang. Tapi
bukankah semua kemajuan peradaban yang kita rasakan hari ini adalah buah dari
ambisi para pendahulu kita?.
But, I’m not a man..
Saya bukan ingin menjadi hebat, tapi setidaknya saya ingin
menjadi berguna untuk orang-orang yang saya cintai, dan mencintai saya syukur-syukur untuk
orang-orang diseliling saya dan mungkin negara saya juga. dengan cara yang saya suka. Karena sebaik baiknya
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.(HR. Thabrani dan Daruquthni) toh?.
‘Apakah saya ingin pulang kebandung?’
Tentu saja! kota Bandung adalah tanah kelahiran saya,
disetiap sudutnya ada kenangan-kenangan masa lalu yang membentuk saya menjadi
saya pada hari ini. Tapi nanti, kalau waktunya sudah tepat. Bukankan semua
indah pada waktunya? ;)
xoxo