17 Okt 2011

Kartu Kredit


suatu hari di ruang makan

" 12 juta Bun?? kok bisa sampai banyak gitu sih?, makanya Bunda tuh jangan boros-boros, segala yang nggak penting di beli, kartu kredit itu kan bunganya gede Bun.." Kaka - anak pertama bunda- masih tidak habis fikir dengan kenyataan tentang Bundanya yang ternyata memiliki banyak hutang dibank.

          “ gapapa Kaka, Kaka tenang aja, Bunda juga lagi nyicil kok, setaun lagi juga lunas, Bunda kan masi kerja Kaka..” kata Bunda lembut sambil terus melanjutkan memasak.
          “Bunda nih gimana sih? bunda tuh harus hemat, kayak yang punya uang aja! segala di beli! coba itu liat, tas-tas jadi sampah semua” Kaka masih mengkritisi Bunda, Bunda masih terus memasak. Kaka tidak tau kalau ternyata bundanya sangat amat konsumtif. Dibenaknya Bunda salah, gaya hidup Bunda yang menurut kaka berlebihan amat sangat menggangu Kaka, menurut Kaka, bunda harusnya bisa hemat seperti dirinya sekarang.
Bunda, melirik tumpukan tas kerjanya, Kaka tidak tahu, hampir semua tas itu sudah rusak. Bunda hanya tersenyum lirih hatinya sedikit sakit anak kesayangannya begitu ketus terhadapnya, dalam hatinya Bunda berdoa, semoga Allah tidak marah, karena Bunda terlalu sayang Kaka. Sambil terus memasak Bunda teringat kenangan 4 tahun lalu, waktu kaka baru lulus D3, saat ayah sudah PHK. dan Adik masih kuliah tingkat 3.

4 tahun lalu

          “ Bun, gimana dong, uang masuk ekstensi Kaka, 15 juta nih totalnya” kata Kaka sedikit gusar, Kaka begitu ingin sekolah lagi, teman-teman sebayanya sudah mulai melanjutkan kuliah lagi.
          Bunda berfikir keras, dibenaknya, Kaka harus sekolah, Kaka harus bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti anak-anak sebayanya, bunda ingin anak kesayangannya, bisa juga dapat gelar sarjana. Ayah sudah PHK, nggak mungkin mengandalkan ayah lagi, bunda harus cari akal, pokonya Kaka harus sekolah.
          “ Ya udah kak, ayo anter Bunda, kaka tenang aja Kaka pasti bisa sekolah lagi”
          “beneran Bund?” Kaka senang karena bisa melanjutkan sekolah untuk memperoleh gelar S1. Hari itu mereka berdua pergi ke anjungan tunai mandiri, bunda mengambil uang sampai limit kartu kredit yang baru diterimanya itu habis. Dia tidak perduli bunga kartu kreditnya akan membengkak, saat ini yang penting kaka bisa melanjutkan sekolah, itu saja.





2 komentar:

windi teguh mengatakan...

Tuh kan mei, kartu kredit ga selamanya jelek :))

M.R mengatakan...

iah wind emang ga jelek.. cuman entah kenapa gw ga bisa makenya :))))