27 Okt 2015

Buat Anak Kecil yang Terjebak Ditubuh yang Semakin Menua.

Buat kamu, kalo kebetulan baca,

Hei kamu, ia kamu. 
Kenapa pulang kampung? di Bandung aja mendingan.
Maen lagi sama aku. kamu mau main apa? 
Boy-boyan? Gebrakan? atau sekedar naik bukit lagi kayak waktu itu?
Takut sesak nafas lagi? Gapapa kita bisa berhenti setiap kamu merasa lelah. 
Atau kalau kamu lapar,
Kita juga bisa berhenti sebentar lagi, sambil makan roti lapis yang aku bikin buat bekal hari ini. 
Kamu boleh cerita. Tentang apa saja.
Tentang kuliah yang belum juga selesai,
Tentang thesis yang sepertinya tak berujung,
Atau tentang teman sekosan yang hobi ngutang,
Ada minumnya juga,
Tenang saja.

Hei kamu, 
Ia kamu
Tidak sama antara menjadi tua dan mendewasa. 
Sebab dewasa adalah pilihan.
Dan tubuh menua adalah suatu yang tak bisa dihindari.
Selama kaki masi berpijak di bumi. -- seperti kata Tom Yorke -- 
Gravitasi selalu menang. Fakk!
Tapi gapapa.
Toh menjadi dewasa ada daya tariknya tersendiri,
Dengan ragam masalah dan dinamika hidup yang semakin kompleks,
Dan hal-hal yang menyita emosi dan pikiran,
Menyebalkan memang,
Tapi seperti biasa, 
kita bisa berhenti sejenak lagi,
Melihat kebelakang,
Ke jalan panjang yang sudah kita lewati,
Mentertawakan hal-hal bodoh yang pernah kita lakukan, 
Menikmati jiwa yang semakin kaya,
Sambil makan sandwich yang aku buat, 
Menjadi kanak-kanak untuk beberapa saat, 
Lalu melanjutkan perjalanan lagi.
Seperti sebelumnya.

Hei Kamu,
Ia kamu.
Ayo pulang ke Bandung,
Ayo kita ngobrol lagi,
Hari minggu kedua di bulan depan,
Aku akan tunggu kamu dibukit yang waktu itu. 
Jangan ga datang ya :)








Tidak ada komentar: