4 Jun 2010

do what you wanna do..

Hari ini saya merasa terpuruk untuk kesekian kalinya, bukan karena banyaknya penolakan yang saya terima dari berbagai perusahaan yang saya apply, mungkin bagian itu juga ada tapi tidak besar porsinya, tapi ada hal yang lebih esensial. Saat ini saya merasa begitu tidak berharga, saya benar benar merasa ’telanjang’ tangan. bahkan seorang ahli perang pun harus memiliki sesuatu di tangannya, sesuatu yang dapat ia gunakan untuk berperang. Begitu pula dengan seorang ilmuan, ilmu tanpa keahlian seperti berperang tanpa senjata. Dan itu lah yang saya rasakan saat ini, saya merasa saya tidak menguasai satu senjata apapun.

Mungkin saya memang kurang bersyukur, Mungkin. Seseorang yang tidak saya kenal, dan ahli dalam bidangnya pernah berkata pada saya bahwa, pekerjaan yang saya lakukan benar-benar ‘sesuatu’. Tapi saya benar benar tidak melihatnya sebagai ‘sesuatu’ . saya merasa masih banyak kekuarangan yang saya lakukan dalam pekerjaan saya, masih kurang ini, masih kurang itu, kurang begini, kurang begitu. Tapi orang lain yang melihatnya tetap saya mengatakan bahwa ‘it really something’. Seorang sahabat pernah mengatakan pada saya, bahwa, ‘lu tuh bisa menggambar, gue sangat mengagumi orang yang bisa menggambar, gue aja ga bisa’ tapi saya tetap merasa: iah sih saya bisa gambar, tapi ya cuman sebatas ini, hanya segini, gak bisa lebih, gak bisa ini, gak bisa itu. kenapa saya nggak bisa melihat apa yang bisa di lihat orang lain terhadap saya? It really sucks actually. Akhirnya saya cuman bisa ‘melihat ‘ yang sudah orang lain capai, dan mulai menyesali apa yang sudah saya lakukan di masa lalu, kenapa dulu saya nggak gini, kenapa dulu saya nggak gitu dan lain sebagainya.

Kenapa yah? kenapa saya nggak bisa melihat apa yang orang lihat terhadap saya? Kenapa yang tampak di mata saya ini hanya kekuarangan dari apa yang sudah saya lakukan? Kanpa ini terjadi pada saya? Dan lain sebagainya kalau dilist bisa berlembar-lembar mungkin, dan saya juga malas untuk membicarakannya disini. Ada hal yang saya pelajari dan dapat saya bagi dari pengalaman yang saya alami saat ini, yang mungkin bisa berguna juga buat kalian yang mengalami hal yang serupa atau yang baru mau mulai melangkah, ini dia :

1. Jangan mau mengerjakan suatu pekerjaan dengan terpaksa.
Sekalipun untuk menyenangkan orang tua, kekasih, dan sahabat terkasih kita. Bukan bermaksud untuk membaikkan ‘egoisme’. Tapi percayalah banyak jalan menuju roma. Banyak jalan untuk membahagiakan orang-orang yang kita kasihi. Buat adek-adek yang masih sekolah SMP cari pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang jenis pekerjaan yang kalian bisa dapat. Buat yang mau masuk kuliah (baca=lulus SMA) pilih universitas dan jurusan yang mendukung minat dan bakat kalian. Jangan asal memilih jurusan, kuliah jurusan apapun itu sulit, tapi yang sulit akan jadi menyenangkan jika hal itu adalah sesuatu yang kalian sukai, buat yang udah terlanjur ‘basah’ seperti saya hehehe, selagi masi ada waktu untuk berubah haluan, lakukan lah dengan ketekunan atau lanjutkan dengan penuh keiklasan. Karena kadang-kadang kita harus berputar menjadi sesuatu yang bukan kita untuk menjadi kita seutuhnya (Dee, Perahu Kertas, 2009).

2. Kesempatan yang lebih besar bisa jadi hanyalah penggoda untuk menguji keteguhan hati kita.
Jangan lagi ber-aji mumpung. Teguhlah pada pendirian dan pilihan hati kita. kesempatan lain yang manawarkan keuntungan yang lebih besar, mungkin akan terlihat menggiurkan tapi percayalah, uang bukan segalanya. Kenapa saya berani berkata demikian? Karena berdasarkan pengalaman orang-orang sekitar saya, banyak orang yang ‘melacurkan’ mimpinya demi keuntungan yang lebih besar. tapi di tengah jalan ia merasa lelah, merasa jengah dan merasa tidak nyaman. Lalu dampaknya, output dari pekerjaannya tidak maksimal dan dia merasa menyesal. Dan menurut saya, tidak ada persaan yang lebih buruk dari pada rasa penyesalan. Nah kalau sudah terlanjur bagaimana? Satu-satunya cara untuk menghilangkan rasa penyesalan adalah dengan iklas menjalani. Tapi kalau anda punya keberanian lebih anda bisa segera kembali pada jalur pilihan hati anda, tentunya dengan keiklasan dan ketekuan lebih untuk mengejar semua ketinggalan.

3. Percaya diri adalah yang utama.
Bagaimana orang lain bisa percaya dengan kemampuan anda kalau anda sendiri tidak yakin dengan diri anda. Bagi saya, meyakinkan diri sendiri itu lebih penting daripada menyakinkan orang lain, agar saya kenal dengan ‘diri’ saya, dengan apa yang saya bisa lakukan, dan apa keuatan dan kelemahan saya. Lalu bagaimana cara kita ‘meyakinkan diri’? buat saya satu-satunya cara yang paling efektif untuk meyakinkan diri saya adalah dengan memperkaya diri saya dengan sebanyak mungkin ilmu dan keahlian yang bisa saya miliki, yang sesuai dengan minat saya.

sekian dulu sharing dari saya. Semoga ada manfaat buat yang membaca dan yang nulis (hehe..) karena saya juga sedang berusaha untuk terus memperbaiki diri. pesan pamungkas dari tulisan kali ini adalah:

“kenali diri anda sebaik mungkin, dan bercita-citalah, karena menurut Eleanor Roosevelt (kalo saya gak salah.. ) Success is belong to those who believe in the beauty of their dreams”


Jadi,

Selamat bercita-cita!! :D

1 komentar:

dee mengatakan...

hehehehehe..kadang emang harus berputar yang penting lakukan apa yang lu emang suka..soal kerjaan yaa..

makanya harus tau dulu apa yang kita mau then berdoa dan berusaha utk menggapai itu,dunia itu ditaro di tangan mei..cuma Allah yg di taro di hati,ayo sama2 blajar ikhlas!

kadang itulah gunanya sahabat,utk melihat sesuatu yg kadang kita ga bisa lihat.. :)