Bearawal sorang teman --kita sebut saja Icak (nama
asli disamarkan)— yang merasa rambutnya aneh setelah melihat lebih detail
gambar yang ada diposting sebelumnya. Lalu, saya dan teman saya yang satunya
kita sebut saja ninja (lagi-lagi nama asli disamarkan) memprovokasi si icak
untuk melakukan make over di tukang salon langganan saya dan teman-teman.
Entah merasa tertantang, atau
memang sudah bosan dengan kehidupan S2 yang itu-itu saja *halah* . Akhirnya di kamis siang yang cerah berawan itu si
icak memutuskan untuk potong rambut bersama Ninja dan mereka berdua menculik saya tepat jam 1.30,
2 jam sebelum si bos mendarat di kantor.
Berangkatlah kita bertiga ke salon unda di hegar manah.
Sampe tempat unda, girangnya bukan main (saya dan Ninja), betapa
excitingnya bisa ngacak2 rambut orang sesuai yang kita mau *hahaha*, lalu kita
kasi si unda gambar artis-artis ganteng yang kita googling sebelumnya. Dengan
harapan si unda bisa sedikit improvisasi supaya hasilnya bisa agak sesuai sama
bentuk muka dan struktur rambut si icak. Si icak sendiri kayaknya udah pasrah
dengan worse case scenario-nya yaitu kalo gagal tinggal dibotak.
Si unda yang kita kasi instruksi
juga kayaknya girang bener, entah karena hari itu di salonnya ada yang mau
potong rabut, atau memang seneng karena bisa ngacak2 rambut orang, ntahlah. Tapi
menurut si icak hari itu si unda semangat banget ngerjain rambut dia.
Terlepas dari ke riuhan
randomness kali ini, satu pertanyaan tiba-tiba muncul dari kepala ini tentang,
seberapa besar nyali kita untuk berubah dari satu zona nyaman ke zona lain yang
sama sekali baru, yang mungkin rasanya nggak senyaman kondisi sebelumnya atau
mungkin lebih nyaman? Kita nggak akan tau hasilnya sebelum mencoba, tapi justru
disitulah bagian serunya.
Mungkin memang selalu ada harga
yang harus dibayar untuk setiap kerandoman, tapi sebenernya kita nggak pernah nggak dapat sesuatu. misalnya
untuk kasus yang sangat stokasitik ini, ketika kita nggak tau apakah muka si
icak akan berakhir oke atau malah jadi tambah ancur, kalo tambah oke berati lain kali bisa potong
di unda lagi, dan kalo jelek, ya lain kali jangan potong pake mode rambut yang
sama.
Yang paling mengaggu dari poses
‘converting-zone’ ini mungkin adalah alur perubahan itu sendiri. Tapi saya rasa hal itu
sifatnya hanya sementara aja. Ntar juga seiring dengan berjalannya waktu, kita akan
terbiasa.
Dan hasilnya sodara sodara
*TaaaDaaa*
si icak before and after
Si icak jadi gantengan yak..
salut buat si unda. Gw yakin ini 90% berkat kerja keras dia *bahaha*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar